003 Branding vs Pencitraan

003 Branding vs Pencitraan

Branding vs Pencitraan

Oleh: Jonru Ginting

Sebelum membahas tentang kiat membangun personal branding, perlu kita pahami dulu mengenai perbedaan antara BRANDING dengan PENCITRAAN.

Ya, ini sangat penting untuk dibahas, agar tidak terjadi simpang siur dan salah kaprah.

Sebab selama ini, banyak sekali orang yang tidak bisa membedakan keduanya.

Misalnya (maaf, ini soal politik) ketika dulu tim sukses salah seorang calon presiden mempromosikan si capres sebagai tokoh yang sederhana, yang pakaiannya berharga murah, terbang pakai pesawat komersial dan di kelas ekonomi pula, plus rajin shalat jamaah di masjid, dan sebagainya, maka banyak orang yang menyebut itu sebagai BRANDING.

Apakah benar yang dilakukan oleh tim sukses capres tersebut adalah “upaya untuk membangun branding”?

Jawabannya: Bukan!!! Itu namanya bukan membangun branding!

“Kenapa bukan?”

Karena begini:

Branding:

Membangun branding diawali dari KEJUJURAN. Jadi kita menonjolkan sesuatu yang memang benar-benar asli dari diri kita sendiri.

Jadi ketika Anda hendak membangun branding, maka pertanyaan pertama yang harus Anda ajukan adalah, “Apa keunikan dan kekuatan saya yang bisa ditonjolkan? Hal apa pada diri saya yang bisa dimanfaatkan untuk membangun branding?”

Pencitraan:

Membangun pencitraan diawali dari KETIDAKJUJURAN. Dan faktanya, pencitraan paling banyak dilakukan di dunia politik.

Coba lihat perilaku para politikus kita. Saat sedang nyaleg, mereka ramai-ramai pakai kopiah, pakai baju muslim, rajin berkunjung ke pesantren, rajin shalat jamaah di masjid.

Semua itu mereka lakukan hanya saat kampanye saja. Di luar kampanye, ternyata mereka tak pernah shalat, tidak suka pada pesantren, dan hampir tak pernah pakai baju muslim.

Nah, itulah contoh nyata dari pencitraan. Dan jangan pernah menyebut itu sebagai BRANDING.

Sebab branding berawal dari kejujuran.

 

 

 

Balas

Copyright © 2025 Kelas Online SkillBisnis.com

Anda tidak bisa menyalin konten website ini