Kenapa Harus Membangun Personal Branding? Apa Pentingnya?
Oleh: Jonru Ginting
Ya, kenapa kita harus membangun personal branding? Apakah itu penting? Kenapa penting? Dan apa sebenarnya personal branding itu?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, coba Anda simak 2 dialog singkat berikut:
Dialog 1:
Pembeli A: “Ini harganya berapa, Bu?”
Penjual A: “Rp 200.000, mbak.”
Pembeli A: “Ah kemahalan! Di toko sebelah cuma 150.000!”
Dialog 2:
Pembeli B: “Wah, Bu Dewi sekarang jual cover mobil juga, ya? Saya beli satu, deh.”
Penjual B: “Boleh. Tapi kok gak tanya harganya dulu, mbak?”
Pembeli B: “Gak usah. Bu Dewi kan selalu jual barang yang kualitasnya bagus tapi harganya murah. Jadi saya yakin harganya pasti cocok.”
Apa yang membedakan dialog di atas? Lebih tepatnya, apa perbedaan antara Pembeli A dengan Pembeli B?
Perbedaannya adalah:
- Pembeli A fokus pada produk. Dia tidak peduli siapa yang jual. Jika dia tidak suka pada produknya, atau jika dia menganggap harganya mahal, maka dia dengan mudahnya pergi dan mencari di toko lain.
. - Pembeli B fokus pada si penjual (Bu Dewi). Dia sudah sangat percaya pada Bu Dewi. Dia merasa nyaman jika belanja di tempat Bu Dewi. Sehingga ketika Bu Dewi menawarkan produk apapun, kemungkinan besar Pembeli B akan membelinya.
.
Walau Bu Dewi menjual dengan harga yang lebih mahal dibanding toko sebelah, Pembeli B tetap akan membeli di toko Bu Dewi. “Pokoknya saya hanya mau belanja di tempa Bu Dewi. Titik!”
Penjual A:
Dia adalah pedagang biasa. Dia selama ini fokus jualan saja. Dia mungkin rajin promosi, sering mengadakan promo diskon agar penjualan meningkat, dan seterusnya.
Ketika sedang sakit, atau ada acara keluarga, maka Penjual A tidak bisa jualan. Akibatnya: penghasilannya di hari itu pun terhenti.
Intinya: Penjual A harus jualan setiap hari tanpa henti, mungkin sampai usia manula, agar dia tetap bisa berpenghasilan.
Penjual B:
Dia adalah pedagang yang membangun branding. Maka hampir semua orang datang ke tokonya karena “rindu” atau “cinta” pada Bu Dewi. Mereka mengagumi Bu Dewi. Bahkan mungkin Bu Dewi adalah tokoh idola mereka.
Ketika Bu Dewi sudah punya branding yang sangat kuat seperti itu, maka pembeli tidak akan terlalu peduli soal harga produknya. Mereka percaya bahwa Bu Dewi pasti hanya menjual produk-produk yang sesuai dengan keinginan, selera, dan kantong mereka.
Ketika Bu Dewi sudah punya branding yang sangat kuat seperti itu, maka orang-orang akan terus mendatanginya, walau dia berhenti promosi selama tiga bulan.
Ketika Bu Dewi sudah berusia 60 tahun dan sudah tak kuat jualan, para pelanggannya tetap datang ke rumahnya untuk bertanya, “Menurut Bu Dewi, bagusan mana antara bed cover merk A dengan merk B? Saya sebaiknya beli yang mana?”
Dengan situasi seperti di atas, maka Bu Dewi di usianya yang 60 tahun, bisa beralih profesi sebagai “Konsultan Produk” . Dan kalau dia mau pasang tarif pun, kemungkinan besar orang-orang akan mau membayarnya.
* * *
Nah, seperti itulah pentingnya Membangun Personal Branding.
Dengan membangun personal branding, maka kita tidak hanya menjadi “pedagang biasa”. Sebab jika jadi pedagang biasa, orang-orang akan dengan mudahnya mencari pedagang lain dan melupakan kita. Dan kita hanya bisa menciptakan penghasilan jangka pendek.
Sedangkan jika branding kita sudah kuat, maka kita akan menciptakan LOYAL CUSTOMERS dalam jangka panjang. Pelanggan yang setia. Mereka akan terus mendatangi Anda dan bertanya, “Pak Joko sekarang jualan apa?”
Intinya:
Selling:
Bertujuan untuk menciptakan penghasilan jangka pendek
Branding:
Bertujuan untuk menciptakan penghasilan bahkan aset dalam jangka panjang
“O, jadi kita tidak boleh jualan (selling), ya? Kita fokus membangun branding saja?”
Ya, tidak begitu juga, Bro, hehehe…
Sebab membangun branding itu butuh proses perjuangan yang tidak sebentar. Tidak bisa instan.
COBA BAYANGKAN: Ketika Anda baru mulai berbisnis, dalam keadaan kondisi keuangan yang masih kekurangan, plus banyak utang, dan branding Anda belum terbentuk, maka dari mana Anda dapat uang untuk nafkah sehari-hari?
Anda tentu butuh fresh money untuk beli beras, minyak goreng, bayar tagihan listrik, dan sebagainya, kan?
Maka jualan atau selling juga sangat penting.
Aneh banget kalau kita berpendapat bahwa selling itu tidak penting. Sebab:
Branding tanpa Selling adalah NO INCOME.
Kita hanya sibuk membangun branding, tapi tidak punya produk untuk dijual, ya itu hanya buang-buang waktu saja. Kecuali jika hobi Anda memang seperti itu, hehehe….
Jadi branding dan selling itu saling membutuhkan. Keduanya penting.
Dengan kata lain:
Lakukan Selling sambil Membangun Branding. Selling untuk penghasilan jangka pendek. Branding untuk penghasilan bahkan membangun aset jangka panjang.
PERSONAL BRANDING:
- 001 Kenapa Harus Membangun Personal Branding? Apa Pentingnya?
- 002 Apa Itu Personal Branding?
- 003 Branding vs Pencitraan
- 004 Kabar Gembira untuk Anda yang “Bukan Siapa-siapa”
- 005 Lima Tahap Awal dalam Membangun Personal Branding
- 006 Kunci Rahasianya: Unik, Fokus, dan Konsisten
- 007 Inilah ACTION TERBAIK dalam Membangun Personal Branding
- Belajar Personal Branding dari Inem Jogja
- 008 Temukan dan Bangun Keunikan Dirimu!
- 009 Unsur-Unsur yang Membangun Personal Branding
- 010 Jangan Berusaha Tampil Sempurna
- 011 Hindari Hal-hal Ini agar Brandingmu Tidak Runtuh
- 012 Branding Pribadi vs Branding Perusahaan
- 013 Inilah Jenis Konten yang Bisa Membuat Netizen Percaya pada Anda
- 014 Inilah Jenis Konten yang Cocok untuk Membangun Branding